Kontemplasi dalam diri kaspolan terus berlanjut. Dan saat ini mengalir pada pencarian kejernihan arti miskin. Di dunia modern yang kaspolan ...

Miskin dan Hina

Kontemplasi dalam diri kaspolan terus berlanjut. Dan saat ini mengalir pada pencarian kejernihan arti miskin. Di dunia modern yang kaspolan tinggal di dalamnya, miskin sangat karib dengan kesengsaraan. Tidak memiliki harta benda yang layak untuk kehidupan.

"Namun, apa sebenarnya miskin itu?",  Tanya kaspolan pada hati kecil nya. Yang Kecil karena tak pernah diasah.

Pertama ada dimensi miskin dimana ada orang berharta dan kaya. Untuk ukuran hidup orang normal di sekitarnya sudah lebih dari cukup. Namun hati dan perasaannya selalu merasa kurang. Punya apa saja malah tidak bikin hati ayem dan syukur. Tapi malah merasa ingin tambah lagi. Sampai pada level menumpuk dunia. Cinta berlebih pada dunia. Namun dunia yang dia tumpuk tetap saja tidak menawarkan kebahagiaan dan sikap merasa diri sudah kaya.

Lanjut di dimensi kedua, ada miskin yang nasib terburuk. Yaitu orang miskin yang merasa hina karena tidak bisa mencapai apa yang dicapai oleh orang normal di sekitarnya. Terlebih definisi pencapaian orang normal adalah sesuai dengan yang di set up oleh ideologi kapitalisme dan takhayul kemapanan setting an para industri besar.

Misalkan ada tetangga sudah bisa beli mobil lantas si miskin ini merasa iri dan sedih karena seumur hidup menyadari kenyataan dia takkan bisa membeli mobil. Gimana mau beli. Ngidupin istri saja setengah mati.

Dimensi miskin beginilah yang sungguh sungguh hina. Sudah miskin ditambah ratapan kesedihan. Kalau miskin ya miskin saja sudah. Tak usah pakai sedih. Itu namanya ndobeli penderitaan saja.

Memang nya, posisi miskin dan kaya itu yang bagaimana sih yang menurut gusti Allah? Apa menjadi kaya itu sudah berarti prestasi besar dalam hidup? Apa orang kaya tanda bahwa dia dicintai karena doa minta kayanya dikabulkan oleh allah? Lalu apa orang miskin di mata allah tidak disayang karena indikator nya dia minta kaya tapi ndak juga dikabul-kabulkan?

Tapi kalau ikut apa kata Qur'an. Kaya Miskin itu bulatan kecil yang tidak berarti bagi Nya. Ilmu allah sangat luas. Dia menyukai bulatan besar dimana kualitas takwa hamba Nya lah yang menjadi prioritas penilaian. Tidak peduli kaya atau miskin asalkan hamba tersebut lebih dekat sama Allah.

Terlebih, allah juga lebih menyayangi hamba nya yang teraniaya dan yang sabar. Jadi lebih banyak mana porsi sabar orang kaya dengan orang miskin di kehidupan sehari - hari?

2 komentar:

  1. Harus mengutamakan mencari Ridho dan Ramhat dari Allah swt, Hidup penutuh Optimistis dan usaha serta selalu bersyukur .........

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul kang. orep mung di set up hanya untuk beribadah pada Nya

      Hapus