Kaspolan hidup di dunia yang orang selalu mengutarakan kalimat-kalimat berikut ini: "si a itu kaya kah?" "si b itu pintar k...

Hanya Punya Satu Mutiara

Kaspolan hidup di dunia yang orang selalu mengutarakan kalimat-kalimat berikut ini:

"si a itu kaya kah?"

"si b itu pintar kah?"

"si c itu turunan orang berada kah?"

"wow si d gaji nya besar yah"

"si e enak banget, mobil nya mewah rumahnya besar"

Begitulah kaspolan hidup di tengah tengah dunia yang menghimpitnya. Dia sama sekali tak setuju pada gelombang pola pikir yang membuat manusia sampai sengaja mengeluarkan kalimat seperti itu.
Apalagi bila ada manusia yang mengucap kalimat sejenis itu dengan serius. Kaspolan menganggapnya adalah manusia yang gagal menjadi manusia.

"kok gagal cak, bukannya kamu sendiri itu malah orang yang gagal?"

Dalam benak sempit kaspolan. Banyak alasan yang mendasari opininya. Pertama, kalau dirunut asalnya manusia itu adalah makhluk rohani. Sebaik-baik makhluk ciptaan gusti Allah taala. Segala unsur alam semesta ada padanya. makhluk lain seperti batu, pohon, binatang, apa yang mereka tidak punya ada pada manusia . pun juga makhluk di dimensi lain seperti jin, dan malaikat tidak bisa menyaingi manusia. Unsur kimia, nafsu, insting. Inteligensia, manusia punya itu secara lengkap. Sementara makhluk selain manusia, mereka punyanya itu secara parsial.

Sehingga makluk lain punya derajat yang lebih rendah dibanding manusia di mata tuhan. Lah kalau ada manusia yang malah mengagungkan mahluk lain, katakan makhluk lain itu bisa kita sebut uang, mobil, jabatan, dan segala kemewahan dan keunggulan duniawi lainnya. Itu malah menjatuhkan martabat kemanusiaannya. Manusia gagal menjadi manusia karena hilang atau tidak mengerti derajatnya sebagai manusia di hadapan tuhan.

Kedua, manusia yang secara serius mengatakan kalimat-kalimat di awal tadi, bahkan hingga sampai mbatin adalah manusia yang rugi karena menyusahkan dirinya sendiri. Mereka dengan sengaja membuat dirinya sedih. Sebab, rezeki dari allah itu berbeda-beda antar satu dengan yang lain nya. Ada yang dilebihkan atau yang memang diberinya sedikit. Dan gusti Allah sudah berpesan kalau melihat yang lebih enak lebih banyak janganlah iri atau bahkan ke tingkat yang lebih parah merasa rendah diri karena tidak berhasil mencapainya.

Karenanya, manusia jangan membuat dirinya sendiri bersedih. Karena manusia harus punya laku hidup yang kuat bahwa apa yang sudah terjadi apa yang sudah diberi oleh Gusti Allah adalah apa yang terbaik bagi manusia.

Kalau misal pendapatan jualan bulan ini mentok cuma 750 ribu. Ya 750 ribu itu yang paling baik. Yang paling berkah paling bermanfaat. Itu pemberian tuhan langsung kepadamu. Jadi ya terima saja. Syukuri saja. Kalau kamu bersyukur tuhan pasti bukakan jalan kamu untuk Menikmati dan hepi.

Namun mayoritas mainstream manusia di dunia kaspolan malah suka lirik kanan lirik kiri. Sawang sinawang. Suka punya konsep kebahagiaan yang absurd. Egois. Dan melenceng dari rel tuhan. Kalau dapatnya cuma 750 ribu, malah berkonsep satu juta lah yang membahagiakan. Kalau dapat satu juta, dua juta yang paling membahagiakan.

Konsep bahagia bikinan sendiri itulah yang bikin manusia di dunia kaspolan rugi sendiri. Akibatnya mereka suka cemburu, stres dan tidak pandai sekali bersyukur pada tuhan. Padahal jelas rumus hidup ini yang rohaniah adalah rodiyatan mardiyah. Sibuk Ridho sama gusti Allah!!

Intinya kaspolan tidak berharta, tidak punya kebanggaan duniawi yang sama sekali patut untuk dibanggakan.

"enak saja kamu, gini-gini saya masih punya perhiasan. Mutiara indah. meskipun cuma satu, cahayanya kalau berkilau selalu bikin bahagia, bikin aku orang paling kaya, " bantah kaspolan.

"lah dimana kamu menyimpan nya cak?"

"tidak aku simpan. Mutiara yang kubanggakan itu justru si pemakai cincin mutiara"

0 komentar: