Tuhan pun bilang, kalau semua yang dia ciptakan tidak ada yang sia-sia. Termasuk juga si Noor. Dalam hidup ini kita tentu tidak ingin jadi o...

Takkan Kau Temukan Cacat

Tuhan pun bilang, kalau semua yang dia ciptakan tidak ada yang sia-sia. Termasuk juga si Noor. Dalam hidup ini kita tentu tidak ingin jadi orang gila. Orang orang sibuk ngereken orang lain hingga mencipta label gila. Pada konsep tuhan, aku yakin pasti tidak ada konsep gila dalam rumusan nya, kalau mengacu informasi dari tuhan di atas. Kalau pun tuhan berkehendak kamu jadi gila Kamu mau apa? Atau saat kamu gila Kamu juga tidak sadar bahwa kamu gila bukan?

Terlebih, Tuhan pun terang terangan  menantang kita mencari satu titik kecacatan di alam semesta. Sebelum kita semua bertindak. Tuhan sudah sombong duluan (karena hanya Dia yang berhak sombong) bahwa manusia tidak akan pernah menemukan kecacatan ciptaan Nya.
Sefiktif fiktif tulisanku ada unsur realitanya. Artinya aku ini tidak mungkin menulis kalau tidak ada yang benar benar terjadi. Dan aku menulis ini bukan untuk cari uang. Menulis adalah sikap hidup. Muara nya, Noor bukanlah tokoh fiktif rekaan.

Aku pun tidak pernah menganggap Noor gila. Meskipun dokter sudah beri vonis dia seorang pengidap paranoid. Meskipun omongan dan tindakan nya absurd, tidak bisa kita terima dengan kesadaran akal pikiran awam. Tetapi sejauh aku berkenalan dengannya, Apa yang dia omongkan hingga yang dia kerjakan tidak ada satu unsur pun yang negatif.

Seperti satu gepok coretan tangan berisi penuh dengan doa aktivitas sehari-hari , dzikir, Tahlil, serta macam macam puisi puisi shalawat pada foto esai ini. Ditulis di lembar hvs. Satu map tebal dengan halaman penuh teks dari atas Hingga bawah. Tidak ada menyisakan ruang kosong sedikit pun. Aku tak yakin benar apa jalan pikiran si Noor menulis ini. Tapi kalau pun disuruh begitu aku tak sanggup. Bukan hanya soal menulis Arabic. Hapal sebagian kecil yang dia tulis pun, pol tidak!

Sedikitnya aku telah belajar, bahwa aku tidak akan bisa menemukan kecacatan karya Tuhan. Meskipun sama sekali aku belum melangkah

Malah Noor lah yang memberi ku langkah.

0 komentar: