Memang sudah lama aku tidak berjumpa lagi dengan si Noor. Hampir seminggu lamanya. Kata orang, dia terpaksa masuk rumah sakit jiwa. Dan hari ini aku kembali berjumpa dengannya di bawah pohon berkayu hitam
Lo kok nggak pernah keliatan kamu ini?biasanya sliwar sliwer di hadapan ku
Jangan basa basi. Sudah tahu kok pake tanya. Ketus si Noor
Ya sudah. Blak blakan saja. Katanya kamu habis masuk RSJ?apa enak?
Emang iya. Tapi masuk situ rasanya enak juga
Lah kok enak?
Ya pokok nya enak saja
Enak apanya. Namanya masuk rumah sakit pasti nggak enak. Sudah rumah sakit ada jiwanya lagi. RSJ
Mata si Noor berkedip-kedip. Lalu bibirnya menyeringai memulai ucapan
Wah, itu kan menurut mu. Kalau ada bangunan terus ada plang nya RSJ bukan berarti masuk situ terus jadinya enggak enak
Memang apa enak nya masuk RSJ? Yang ada kamu tidur dengan tangan dan kaki diikat ke ranjang
Dari dulu kamu hidup mikir nya kok lurus lurus saja. Kata siapa itu RSJ. Wong masuk sana itu rasanya seperti hotel bintang lima. Dilayani segala kebutuhan jasmaniah maupun rohaniah. Mau makan disediakan.disuapin pula. Mau tidur dijagain supaya tidak ada satu ekor nyamuk pun hinggap di kulit
Masuk kamar diantar. Keluar juga diantar. Apanya itu kalau bukan hotel? Kamu ini menuduh orang sakit jiwa padahal kamu sendiri yang banyak punya bibit sakit jiwa.
Segala penderitaan hidupmu kamu bikin primer di otak mu. Masalah kecil kecil, pun dunia kamu bawa hingga ke dalam hati mu. Masalah dunia ini cukup pegang di tangan saja jangan masukan hati. Derita buat lah sekunder, supaya kamu bisa berkelakar dalam hidup
Memang susah ngomong sama dia ini. Mau disela enggak bisa. Ngomong satu kalimat balasan nya berparagraf-paragraf
Maka aku tinggal kan saja si Noor. Dari kejauhan aku masih melihat nya berbicara, ceramah sekenanya. Seolah aku masih disana
0 komentar: