Kekasih. Aku ucapkan syukur padamu atas hal yang menurut ku remeh temeh. Padahal menurutmu itu anugerah terbesar semesta. Aku ucapkan syukur...

Haus Materi

Kekasih. Aku ucapkan syukur padamu atas hal yang menurut ku remeh temeh. Padahal menurutmu itu anugerah terbesar semesta. Aku ucapkan syukur padamu saat pergantian pagi dan petang. Aku ucapkan syukur padamu atas nikmat hujan, nikmat penglihatan dan pendengaran yang terus kamu singgung dalam novelmu.

Apa daya ku. Aku hanya gelandangan yang terjebak materialisme. Aku punya baju lebih dari sepuluh. Padahal hanya satu yang ku pakai. Tak mungkin semua aku rangkap jadi satu saat memakainya.

Aku punya banyak angan. Ingin punya 3 atau lima mobil. Padahal tidak semua mobil serempak aku gunakan.Eh Bisa sih kekasih! kalau tiga mobil itu aku rantai berderet seperti kereta.

Aku juga ingin punya banyak rumah yang banyak kamar tidur nya. Padahal ya tidak mungkin semua kamar aku gunakan semua dalam waktu bersamaan. Apa iya saat tidur malam, gantian, sejam tidur dikamar ini, terus sejam pindah lagi ke kamar satu nya.

Aku juga sangat menikmati makanan mewah yang wah. Ada rasa bangga dan kepuasan luar biasa saat aku kuliner enak. Padahal rasa enak itu hanya mampir sebentar di lidah. Selain itu makanan enak itu kadar enaknya makin turun saat aku sudah kenyang dan tak nafsu makan.

Anganku ingin punya tiga istri. Tapi ah terus kan sendiri Padahal nya..... :) Kekasih menyapaku. "jadi mana yang menurut mu ilustrasi? Dan, mana yang menurut mu substansi?"

0 komentar: