Dari si Noor aku mendapat pelajaran paling berharga. Awalnya aku agak merasa aneh dengan laku hidup nya. Si Noor ini sama sekali tidak punya...

Harga Diri Menjauhkanmu

Dari si Noor aku mendapat pelajaran paling berharga. Awalnya aku agak merasa aneh dengan laku hidup nya. Si Noor ini sama sekali tidak punya harga diri. Baginya segala eksistensi sebagai manusia Ditampik keras-keras. Noor tidak pernah terlihat satu kali pun selama aku bergaul dengan nya untuk membela harga dirinya. Yah kalau pun iya dibela pun tidak pantas. Ya karena si Noor memang kurang waras. Si Noor pantas nya dicela, tapi dia malah berbahagia dan menikmati celaan orang lain padanya.

Pernah suatu kali aku tanya pada si Noor akan kesadarannya tentang harga diri. Apa yang dia lontarkan tak terjamah sama sekali dari logika orang waras ku.

"Harga diri itu tidak penting. Kalau kamu cinta pada allah kamu telah siap mengisi diri kita sendiri dengan bergalon galon air susu cinta pada Nya. Sehingga diri kita yang hanya nila ini lama kelamaan hilang sebab saking banyak nya susu cinta yang dituangkan ke gelas"

"Jadi Noor, kamu memang sengaja memaafkan orang lain yang merendahkan harga dirimu?"

"aku kan kamu sebut gila. Jadi tidak pantas aku membela harga diri ku yang hanya seorang gelandangan gila. Selain itu, orang sejenis kamu kan aslinya juga gelandangan. Semua fakir di hadapan allah, " sungutnya

" Kan kita tidak boleh berendah diri. Manusia jelas punya martabat yang sengaja diberikan oleh Allah"

"Kalau kamu membela martabat harga diri maka kamu menang dan mendapatinya. tapi ingat Koes, kamu tidak akan pernah menang pada dirimu sendiri"

Si Noor meneruskan pendapat nya, Kalau kamu memaafkan, kamu berjuang untuk menaklukkan apa yang jadi fokus utama selera mu, kesenangan mu.

Dengan kamu punya kesadaran tidak ada harga diri yang pantas dibela, lalu kamu memaafkan orang yang secara nyata merendahkan harga dirimu, maka kamu sudah takabur, sudah menyombongi nafsumu. Sehingga kamu menang atas dirimu sendiri. Dan kamu melangkah lebih dekat lagi pada tingkat tauhid yang lebih tinggi pada Nya. Tauhid peniadaan diri yang bilal komat-kamitkan "Ahadun Ahad" kala disiksa orang yang menyakitinya.

Bilal tidak berniat membalas. Bilal tidak punya dendam. Bilal persembahkan rasa sakit itu pada Hanya satu yang berarti. Hanya satu maha pemilik harga diri di semesta luas. Hanya satu yang agung. ALLAH!

0 komentar: