Dunia begitu kering jiwa. Manusia kini secara tidak sadar telah memiliki tuhan-tuhan lain dalam sanubarinya. Pengertian syirik (menyekutukan...

Bapak Tua yang Menyimpang

Dunia begitu kering jiwa. Manusia kini secara tidak sadar telah memiliki tuhan-tuhan lain dalam sanubarinya. Pengertian syirik (menyekutukan) tidak melulu terbatas percaya pada zat gaib lain selain tuhan yang Esa, yang sejati. Tapi, makin kesini manusia bahkan percaya pada benda dan materi sebagai juru selamat dan pengabsahan kemuliaan hidup.

Beberapa contoh kecil kecil misalnya dalam keseharian. Anda akan dianggap mulia apabila kaya dan mapan. sudah punya mobil pribadi. Kalau bisa lebih dari satu. Tapi bila dirunut ke belakang, bisa jadi alasan kita membeli barang sedikit banyak ada zat rasa yang bernama norma. Apa kata orang kalau aku tidak bisa beli ini, beli itu. Apa kata teman lama kalau aku dari dulu sampai sekarang cuma bawa motor. Itu lah pengaruh norma. suatu kebenaran semi legal sesuai kesepakatan bersama suatu masyarakat.

Contoh lain lagi pengaruh norma adalah saat pesta pernikahan. Anda tidak akan dianggap mulia oleh tetangga anda bila anda tidak menggelar pesta pernikahan di gedung secara mewah. Coba lah survey pendapat orang kota, bagaimana seharusnya pesta pernikahan itu digelar. Pasti yang menjawab nikah di gedung itu lebih banyak dari nikah di depan rumah sendiri.

Entah siapa yang mengawali standar pesta pernikahan harus mewah? Atau mulai kapan masyarakat menyepakatinya? Atau sejak menjamurnya wedding organiser? Kita sampai rela berhutang supaya kesan para tamu akan pesta pernikahan kita tidak mengecewakan.

"Apakah salah? Apa tidak boleh? Dan apa urusanmu? Apa kamu cemburu pada pernikahan yang serba mewah?"

"Tidak begitu. Masalahnya bukan pada pesta mewahnya. Kalau soal itu silahkan. Toh duit punya mereka sendiri. Tapi rasanya manusia sekarang kok hidupnya sudah tidak perlu tuhan lagi"

Mereka hidup bukan untuk tuhan. Mereka tidak berani membela Nya. Tapi lebih berani hidup demi memperjuangkan omongan para tetangga, kesan dari para teman, komentar sahabat, serta impresi rekan bisnis.

Tapi, jangan lantas percaya begitu saja pada tuduhanku. Tidak semua orang memilih demikian. Seorang bapak tua di desa pantai utara punya Nasehat yang begitu menyimpang dari kebanyakan orang yang bicara padaku. Dia satu satu nya orang yang malah dengan tanpa basa-basi memberi usul yang bertolak belakang.

"Nak, kalau kamu nikah jangan di gedung. Selenggarakanlah dengan penuh kebersahajaan. Selenggarakanlah dengan kesadaran anti berlebih-lebih dan anti bermewah-mewah. Bukankah di luar sana ada saudara saudara kita yang tak mampu menikah secara mewah?"

Kalau kamu terjebak pada pusaran arus itu, lanjut bapak tua tadi, sama hal nya kamu meneguhkan bahwa menikah itu harus diselenggarakan secara mewah. Dan teman teman kamu yang kurang beruntung akan mati matian mengejar terpenuhinya standar tersebut

Orang kaya lantas dia menikmati hasil jerih payahnya dengan kemewahan itu sah-sah saja. Tapi itu sangat wajar dan hal yang biasa. Sehingga itu bukanlah prestasi. yang namanya prestasi adalah saat kamu kaya dan sukses, tapi kehidupanmu, gaya hidupmu tetap, sama sekali tidak berubah.

Kamu kaya tapi memilih untuk tidak tampil kaya. Kamu berharta tapi memilih terlihat miskin papa. Apalagi kamu dahulukan harta mu untuk dinikmati oleh yang serba kurang. Nak, percayalah itu baru suatu jalan kemuliaan. Itulah jalan hidup sang Kekasih Allah. Tinggal kamu mau mengikutinya atau tidak?

0 komentar: