11 spot destinasi wisata kami selama dua hari di Lombok. |
Lombok, memang tidak lah besar, hanya 5.435 km persegi. Idealnya, Butuh seminggu atau bahkan dua minggu untuk "akrab" dengan semua destinasi wisatanya. Namun, saya dan tiga travelmate hanya punya waktu empat hari saja, itu pun dua hari terpakai untuk perjalanan darat. Alhasil, kami memampatkan jadwal serta membuat itenerary matang sejak jauh hari.
Dari Surabaya, Lombok bisa ditempuh langsung dengan perjalanan darat via kereta Sri Tanjung dari Gubeng menuju Stasiun Banyuwangi Baru. Dari sana, anda bisa melanjutkan perjalanan darat via bus dari Terminal Gilimanuk. Cari saja bus "Buana Raya" tujuan Gilimanuk-Pelabuhan Padang Bai. Kami pun menunggu bus itu sampai tengah malam. Maklum, bus berangkat pukul 01.00 WITA menuju Pelabuhan Padang Bai, Bali. Sampai sana, perjalanan darat berganti perjalanan laut dengan kapal ferry dengan tiket seharga Rp 35.000. Ingat, selama perjalan darat hati-hati, banyak calo bergentayangan. hihihi....
Nah, selama penyeberangan anda bisa istirahat atau cuaca cerah anda bisa menikmati panorama Gunung Agung, Bali. Saya sampai di Pelabuhan Lembar, Lombok, NTB setelah menempuh lima jam perjalanan laut. Awalnya, kami ragu, apa bisa puas mengakrabi pesona Lombok hanya dengan waktu dua hari? Dan, ya….. jawabannya bisa! Hanya dengan dua hari kami bisa menjelajah 11 destinasi wisata di Lombok, dari pesona pulau kecil (gili), pantai, bukit, pos pendakian Rinjani, air terjun, suku tradisional hingga wisata kuliner di Mataram dengan modal transport motor pinjeman. Tertarik? kamu pun bisa mencobanya.
Pagar pembatas jalan yang mirip jembatan di Bukit Malimbu. |
Dari Malimbu Gili Trawangan (atas kiri) terlihat bila cuca sedang cerah. |
Sejak pagi kami sudah bersiap packing kecil untuk eksplore Lombok di hari pertama. Tanda-tanda bintang destinasi wisata kami bermunculan di Google Maps HP Android kami. Termasuk, tempat bernama Malimbu. Sebuah bukit di daerah Lombok Barat, tidak jauh dari Pantai Senggigi. Bila dari Ampenan, Mataram mungkin hanya 30 menit perjalanan. "Susuri saja Jl. Raya Senggigi dan cari pembatas jalan yang warnanya biru, itu lah Bukit Malimbu," kata Dara, teman kami orang asli mataram.
Spesialnya, anda bisa melihat keelokan alam lombok dari pantai putih, pohon kelapa tumbuh disekitarnya, debur ombak dari atas ketinggian. Siap-siap mulut menganga, dari Malimbu ada juga bisa melihat tiga gili (Trawangan, Meno dan Air). Apalagi, kalau cuaca sedang bagus tengoklah di sebelah kiri anda, ada Gunung Agung, pencakar langit Pulau Bali. Benar-benar bukit yang membuat mata, kepala serta hati anda tersihir.
Panorama bibir pantai Gili Trawangan |
Anda bisa menghabisakan waktu bersepeda mengelilingi G.Trawangan. Hanya dengan satu jam, anda bisa puas memutari pulau kecil ini. |
Lanjut dari Malimbu, lurus saja ikuti jalan yang berkelok. Maka kira-kira 30 menit anda akan sampai di daerah bernama Pemenang. tak jauh dari Pemenang, cari saja perempatan dengan penunjuk jalan menuju Pelabuhan Bangsal. Parkirlah motor, beli tiket public boat seharga Rp 10.000 maka kamu akan diantar ke Gili Trawangan.
"Pulau yang indah, bersih pantainya, nggak ada polusi dan polisi, yang ada hanya andong alat trasportasi di pulauku," itulah sepenggal lagu berjudul Gili Trawangan karya Ricahard D'gilis. Dan memang benar, tidak ada polisi, tidak ada aturan hukum, tidak ada kendaraan bermotor sama sekali di pulau itu. Gantinya, andong yang disebut cidomo oleh warga lokal dan sepeda. Sewalah sepeda dengan tarif sekitar Rp 25 ribu sepuasnya dan mulailah petualangan berkeliling Trawangan. Pulau kecil dengan luas 340 hektar itu bisa anda kelilingi dengan waktu satu jam dengan sepeda. Bila kurang puas bersepeda, anda juga bisa menyewa alat snorkel. Ada banyak spot snorkling dan diving di Gili Trawangan.
Eittss, jangan salah, meski banyak hingar bingar turis asing dan kehidupan hedon. Di sana juga ada masjid loh! Penduduk Gili Trawangan di kampung yang ada di tengah pulau adalah pemeluk Islam. Maka suara adzan akan selalu kamu dengar disana.
Arak-arakan Nyongkolan yang kami temui selepas dari Pelabuhan Bangsal menuju Sendang Gile. |
Kalau upacara yang satu ini bisa dibilang kami mujur berpapasan dengannya saat perjalanan selepas Gili Trawangan menuju Air Terjun Sendang Gile, dekat dengan Senaru. Nyongkolan sendiri adalah prosesi arak-arakan yang mengiring mempelai pengantin. Tradisi asli Suku Sasak itu mengarak pengantin dari rumah mempelai pria ke wanita. tujuannya agar orang di sepanjang jalan desa tahu, kalau pasangan itu resmi menikah.
Uniknya, saya terheran menyaksikan para pengiring yang mengumbar joget dan tawa, seperti orang yang kegirangan. para pengiring biasanya kerabat, sahabat dan keluarga dari mempelai. "Orang yang ngarak nyongkolan ada yang mabuk dulu, makanya kamu kalo liat mereka tertawa ga berhenti-henti sambil joget-joget," kata Mada, teman kami yang asli Mataram. Menurutnya, Nyongkolan kalau di kota bisa bikin macet berkilo-kilo meter.
Biasanya keluarga yang punya status bangsawan, orang penting atau keluarga berada memilih musik asli Gendang Beleq khas Sasak sebagai musik pengiring saat Nyongkolan. Namun, saat ini Gendang Beleq telah naik pamor, harga sekali pentasnya sangat mahal. Terkadang alat musik modern seperti drum dan gitar menjadi penggantinya. Tapi para pengiring toh tetap saja asik menari sambil ketawa-ketiwi.
4.Sendang Gile
Panorama kesegaran khas Lombok di Air Terjun Sendang Gile |
Sendang Gile sendiri berada di Kecamatan Bayan, Lombok Utara. Pesona air terjun ini ada pada bentuknya yang berundak seperti tangga. Ada dua undakan yang terlihat dari bawah. air yang turun pun terbelah menjadi dua bagian, kiri dan kanan. sisi air terjun yang kiri biasanya lebih deras. bila anda mau berbasah-basah coba saja berdiri di bawah air terjun di sisi kanan. Akses dari pintu masuk ke Sendang Gile sangat mudah. tinggal turun melalui anak tangga. "Gile!! naik banget tangganya," keluh salah satu dari kami. Siap-siap balik dengan kaki gempor, anak tangga kembali ke loket sangatlah curam, tapi itu sebanding dengan suasana seger nan adem khas Lombok yang akan kamu dapat di Sendang Gile.
Suasana Pos Jaga Polisi Hutan TNGR Senaru saat sore. |
Selain jalur pendakian Gunung Rinjani via Sembaloen, ada pula jalur pendakian Senaru. Terletak di Lombok Utara dan dekat dari Sendang Gile, tidak sampai 10 menit anda akan sampai di pos jaga polisi hutan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Senaru.
Kami hanya sempat berfoto di depan pos jaganya, maklum hari sudah kelewat sore. Jalur pendakian dari Senaru menawarkan pemandangan dan khasanah budaya yang lebih apik daripada via Sembaloen. Di samping pos jaga, anda bisa masuk ke desa tradisional Suku Sasak Senaru untuk melihat pembuatan kain songket atau mencari minuman khas lokal, Brem Senaru. Kuz9
So, Masih ada enam lagi destinasi wisata kami selama dua hari di Lombok. Bersambung......
indah ya sob.....
BalasHapuslombok emang bikin ati puas sob...
Hapus