Ini pukul tiga pagi
Dan aku tak sedang menghadapMu dari atas sajadah
memangnya jua,
kali terakhir kapan aku sembahyang malam
Seingatku jelang kelahiran bayiku saja itu
Karena takutku setengah mati
tak tahu pasti hidup atau tidaknya ia usai lahir
telah lama semua itu
Dan kita bersua kembali di tempat proletar ini
Di stasiun Pasar Turi,
Aku saksikan Engkau lewat mereka
Kaum kecil yang ikhlas menelan getir
Bunyi kereta mendesau
Bunyi toa menggemakan maklumat
Penumpang mulai meninggalkan peron
Ada itu disana Para sopir taksi berjejajalan memembendung laju penumpang yang telah tiba dari Pasar Senen
Pekik antar mereka saling adu semangat tawarkan tumpangan kemana saja
Sedang Pengayuh becak tak mau kalah
Berserobotan mereka
Mengekori salah satu penumpang meski tak berbuah hasil
Sialan, Siapa pula di jaman modern ini
Mau naik becak dini hari demi tiba di tujuan yang jauh?
Sedang dipojokan, ibu muda menggendong bayi
Ayah melambai-lambaikan tangan padanya
Mereka berangkulan, sembab mata mereka berkaca-kaca
Si bayi malah tertawa-tawa
Di sudut lain, ibu tua dari desa
Menantikan tiba anak gadisnya dari ibu kota
Dipeluknya digandeng erat-erat gadis
Bagai pengantin mau dipingit saja
Tuhanku, syahadatku hanyalah untukMu
Aku bersaksi mereka adalah orang yang lebih ikhlas daripadaku
Sebab hamba Tuanku
Tidak rela kehilangan nyenyak tidurku demi cari penumpang
Tidak sampai hati bila harus jauh dari anak istri
Tidak lapang dada bila kerja harus jauh dari ayah bunda
Aku tak siap jadi orang ikhlas ya gusti
Sebab harga ikhlas itu luar biasa besar
aku masih berat hati
kehilangan apa-apa yang kucintai
Gresik, 15 Agustus 2019
0 komentar: