Awan mendung diarak sang angin
Bertiup jauh hingga ke sudut dusun
Di kesunyian aku saksikan bulirnya jatuh ke daratan
Di keremangan aku cium wangi tanah ditimpa hujan
Hiruk pikuk kota surut dalam keterpencilan
Sarung bapak tua berjingkat-jingkat tersibakkan
Oleh air yang terhujung jadi genangan
Pulang menuju haribaan
Oleh apakah aku disini tertahan?
Karena kangenku padanya tak tertahankan
Tetapi menjadi geli rasanya ketika aku puisikan
Untuk tuan sang penguasa malam
Bilang padanya aku mendekam dalam kerinduan
Untuk tuan sang penguasa malam
Padanya terapal permintaan perlindungan
Buat apa terus menerus mengulang permintaan
Toh engkau maha tahu segala keinginan
4 Februari 2019
0 komentar: