gejala bayi kuning |
Hanya ingin sharing pengalaman kami beberapa waktu lalu. Siapa tahu bermanfaat bagi ibu yang baru melahirkan. Bayi pertama kami pada saat kontrol ke dokter divonis menderita gejala kuning. Istilah medisnya adalah Neonatal Jaundice atau kondisi liver yang menyebabkan mata dan kulit bayi baru lahir menguning.
Sebenarnya secara medis kondisi demikian adalah wajar. Namun karena anak pertama, kami menjadi galau ketika bayi kami harus menjalani rawat inap dan terpisah dari kami selama di rumah sakit. Kemarin kami kontrol ke Spesialis Anak di RS Semen Gresik, dr Agus Ferdiansyah Sp.A. Dokter ini masih muda dan sangat sabar. Ngemong juga ketika tahu kondisi bayi kami sudah masuk gejala kuning tingkat tiga. Sehingga kami tidak terlalu panik usai mendengarkan statemennya.
Kami diberi penjelasan bahwa bayi kuning itu ada skalanya. Mulai dari tingkat satu hingga lima. Pada tingkat tiga ini, Dokter Agus membolehkan membawa bayi pulang namun beliau memberikan pertimbangan apabila kalau dibawa pulang kondisinya membaik tidak masalah. Namun bila malah memburuk penanganan selanjutnya malah akan jadi lebih ekstra.
Ya namanya pasutri baru, anak pertama pula. kami pun galau. kami tidak ingin kemungkinan terburuk bagi bayi kami. tapi kami juga tidak ingin berpisah dengan bayi kami di RS. Akhirnya, ya sudah, kami menerima surat rujukan untuk rawat inap bayi kami dari dr Agus. Kami membuat keputusan tersebut meskipun dalam hati sudah tergoncang. karena mau tidak mau bayi kami harus tidur di rumah sakit sementara kok kami enak sendiri tidur di rumah pribadi.
Di ruang rawat inap bayi kami diberi tindakan fototerapi. bayi tidur dalam ranjang box dengan disinari empat buah lampu ultraviolet warna biru keunguan. Dari pemahaman awam kami, sinar UV tersebut untuk merangsang buang air besar dan buang air kecil. Semakin sering maka kadar bilirubin (yang bikin warna kuning) keluar maka semakin cepat sembuh.
Saya dan istri ke ruang bayi diperbolehkan hanya pada jam besuk. yaitu tiap hari nya dua kali yaitu pukul 11.00 - 13.00 WIB dan pukul 17.00 - 19.00 WIB. Hal ini dikarenakan ruang opname bayi adalah ruang semi steril. Selain jam tersebut kami boleh kok sewaktu-waktu datang hanya untuk mengirim ASI untuk adek bayi kami.
Selama besuk kami perlahan jadi tahu penyebab gejala kuning bayi kami. Awalnya kami kira kondisi cuaca pagi yang sering mendung dan hujan hingga menyebabkan bayi tidak bisa berjemur adalah penyebabnya. Namun ketika kami konfirmasikan ke ibu bidan ternyata sinar matahari pagi hanya membantu mengurangi kuning sekitar 20 persen saja.
Ternyata gejala kuning pada bayi kami disebabkan karena perbedaan golongan darah. Istri saya O dan kemungkinan adek bayi kami kalau tidak B ya AB. Pada saat di dalam rahim, ibu dan bayi terhubung dengan tali pusat. sehingga nutrisi dan darah O yang dominan dari ibu juga terserap pada tubuh bayi. Akibatnya bayi kami memiliki bakat bilirubin yang tinggi.
Dan memang benar, 1-2 hari setelah kelahiran bayi kami mulai menguning. Itu karena ada zat bilirubin bawaan yang banyak sejak dari rahim. Jalan satu-satunya adalah memang harus di fototerapi di RS untuk mempercepat keluarnya zat bilirubin tersebut. Akhirnya selama 2x24 jam diberi fototerapi bayi kami kembali normal. Pada hari pertama dites bilirubinnya masih 10. dan hari kedua boleh pulang karena bilirubinnya sudah 7.7 (normal 8.8).
Bagi anda pasutri dan khususnya ibu baru melahirkan bila menghadapi gejala kuning dan harus terpisah dari bayi anda selama rawat inap di RS, saran dari saya adalah oke pertama sedihlah. menangislah sepuasnya di awal. biar lega. tapi selanjutnya ibu harus tetap tegar dan ceria. bila ibu mbatin anak ibu terus dan sedih seperti istri saya, maka percayalah hal itu juga menular ke anak anda.
Anda jangan terlalu khawatir dan tetap mendoakan adek bayi sembuh segera. Karena memang penyakit ini cepat sembuhnya. Semoga artikelnya bermanfaat. Dan mohon maaf bila ada banyak kesalahan penjelasan medis.
Gresik, 8 Februari 2018
Kami diberi penjelasan bahwa bayi kuning itu ada skalanya. Mulai dari tingkat satu hingga lima. Pada tingkat tiga ini, Dokter Agus membolehkan membawa bayi pulang namun beliau memberikan pertimbangan apabila kalau dibawa pulang kondisinya membaik tidak masalah. Namun bila malah memburuk penanganan selanjutnya malah akan jadi lebih ekstra.
Ya namanya pasutri baru, anak pertama pula. kami pun galau. kami tidak ingin kemungkinan terburuk bagi bayi kami. tapi kami juga tidak ingin berpisah dengan bayi kami di RS. Akhirnya, ya sudah, kami menerima surat rujukan untuk rawat inap bayi kami dari dr Agus. Kami membuat keputusan tersebut meskipun dalam hati sudah tergoncang. karena mau tidak mau bayi kami harus tidur di rumah sakit sementara kok kami enak sendiri tidur di rumah pribadi.
Di ruang rawat inap bayi kami diberi tindakan fototerapi. bayi tidur dalam ranjang box dengan disinari empat buah lampu ultraviolet warna biru keunguan. Dari pemahaman awam kami, sinar UV tersebut untuk merangsang buang air besar dan buang air kecil. Semakin sering maka kadar bilirubin (yang bikin warna kuning) keluar maka semakin cepat sembuh.
Saya dan istri ke ruang bayi diperbolehkan hanya pada jam besuk. yaitu tiap hari nya dua kali yaitu pukul 11.00 - 13.00 WIB dan pukul 17.00 - 19.00 WIB. Hal ini dikarenakan ruang opname bayi adalah ruang semi steril. Selain jam tersebut kami boleh kok sewaktu-waktu datang hanya untuk mengirim ASI untuk adek bayi kami.
Selama besuk kami perlahan jadi tahu penyebab gejala kuning bayi kami. Awalnya kami kira kondisi cuaca pagi yang sering mendung dan hujan hingga menyebabkan bayi tidak bisa berjemur adalah penyebabnya. Namun ketika kami konfirmasikan ke ibu bidan ternyata sinar matahari pagi hanya membantu mengurangi kuning sekitar 20 persen saja.
Ternyata gejala kuning pada bayi kami disebabkan karena perbedaan golongan darah. Istri saya O dan kemungkinan adek bayi kami kalau tidak B ya AB. Pada saat di dalam rahim, ibu dan bayi terhubung dengan tali pusat. sehingga nutrisi dan darah O yang dominan dari ibu juga terserap pada tubuh bayi. Akibatnya bayi kami memiliki bakat bilirubin yang tinggi.
Dan memang benar, 1-2 hari setelah kelahiran bayi kami mulai menguning. Itu karena ada zat bilirubin bawaan yang banyak sejak dari rahim. Jalan satu-satunya adalah memang harus di fototerapi di RS untuk mempercepat keluarnya zat bilirubin tersebut. Akhirnya selama 2x24 jam diberi fototerapi bayi kami kembali normal. Pada hari pertama dites bilirubinnya masih 10. dan hari kedua boleh pulang karena bilirubinnya sudah 7.7 (normal 8.8).
Bagi anda pasutri dan khususnya ibu baru melahirkan bila menghadapi gejala kuning dan harus terpisah dari bayi anda selama rawat inap di RS, saran dari saya adalah oke pertama sedihlah. menangislah sepuasnya di awal. biar lega. tapi selanjutnya ibu harus tetap tegar dan ceria. bila ibu mbatin anak ibu terus dan sedih seperti istri saya, maka percayalah hal itu juga menular ke anak anda.
Anda jangan terlalu khawatir dan tetap mendoakan adek bayi sembuh segera. Karena memang penyakit ini cepat sembuhnya. Semoga artikelnya bermanfaat. Dan mohon maaf bila ada banyak kesalahan penjelasan medis.
Gresik, 8 Februari 2018
0 komentar: