Dalam kehidupan, kita harus niteni cara Tuhan bercinta dengan hambanya. Ada seorang hamba yang Tuhan memberikan sesuai apa yang dia minta. Ada hamba yang tidak meminta tapi Tuhan beri. Tapi juga ada hamba yang Tuhan memberikan rumus kalau hambaku yang sangat aku cintai meminta, maka Aku akan beri kebalikan dari apa yang dia pinta.
Dan sepertinya, kaspolan adalah hamba jenis ketiga itu. Apa yang diminta kaspolan sesuai prasangka bahwa itu baik menurut dirinya malah kebanyakan tidak terwujud. Kaspolan minta kaya malah diberi rahmat kemiskinan. Kaspolan minta sehat malah diberi rahmat sakit. Kaspolan setengah mati minta kehamilan istrinya lancar lancar saja, malah diberi alhamdulillah rahmat kehamilan bermasalah.
Posisi ari-ari si jabang bayi mendekati jalan lahir. Sehingga tiap capek sedikit ibu calon anak kaspolan itu mengalami pendarahan. Kejadian itu bermula pada tanggal 17 bulan 11 tahun 17. (Tanggal 17 adalah tanggal lahir kaspolan. Sebenarnya masih banyak lagi peristiwa besar di tanggal 17 yang Gusti Pangeran limpahkan pada Kaspolan. Dia niteni dan mengira-ngira mungkin angka tujuh belas sangat berkah bagi dirinya.) Kaspolan mengantarkan istrinya malam-malam ke UGD rumah sakit.
Besoknya, tanggal 18 belas baru vonis dokter kandungan keluar. Menjelang bulan ketujuh kehamilan, ternyata istri Kaspolan harus menghadapi kenyataan pahit. Dia harus bed rest alias terus menerus istirahat di tempat tidur. Hanya boleh berjalan kaki sekedar untuk ke kamar kecil. Sudah tidak boleh lagi dia keluar untuk kerja. Di rumah pun sudah tidak boleh lagi melakukan pekerjaan. mencuci memasak, berbelanja, pun keluar rumah jalan-jalan sudah tak boleh. Andaikan setelah opname istri kaspolan sembuh dan beraktivitas normal. Tapi bila terjadi pendarahan lagi, sang ibu terpaksa harus opname di rumah sakit lagi. Hingga si jabang bayi lahir.
Sementara kondisi si jabang bayi anak Kaspolan oleh dokter diberi suntikan pematang paru-paru. Anak kaspolan ini harus siap sewaktu-waktu bila lahir. Sebab prediksinya bayi ini akan lahir lebih awal dari hari perkiraan kelahiran. Anak kaspolan ini memang sengaja di-setup oleh Tuhan sebagai fighter. Pejuang hidup. Sehingga dalam kandungan pun anak ini udah sengaja ditatar oleh Nya.
Kalau memang ini caranya supaya keluarga kaspolan lebih dekat lebih mesra dengan Tuhan, Kaspolan rela.ridlo.lilo. Seperti syair lagu Letto "Jalan yang Hilang"
Sementara kondisi si jabang bayi anak Kaspolan oleh dokter diberi suntikan pematang paru-paru. Anak kaspolan ini harus siap sewaktu-waktu bila lahir. Sebab prediksinya bayi ini akan lahir lebih awal dari hari perkiraan kelahiran. Anak kaspolan ini memang sengaja di-setup oleh Tuhan sebagai fighter. Pejuang hidup. Sehingga dalam kandungan pun anak ini udah sengaja ditatar oleh Nya.
Kalau memang ini caranya supaya keluarga kaspolan lebih dekat lebih mesra dengan Tuhan, Kaspolan rela.ridlo.lilo. Seperti syair lagu Letto "Jalan yang Hilang"
Hidupku terasa pekatTapi Kaspolan begitu terpukul. teramat sedih melihat raut muka istrinya yang hanya terbaring di tempat tidur. Sambil bergumam menawar Tuhan. Siksa dan hancurkanlah diriku saja. Puas-puaskanlah! jangan istri dan anakku!
Nafasku tersendat-sendat
Kulakukan semua itu
Hanyalah untukMu
Ambil semua yang Kau mau
Hidupku pun bila perlu
Bolehkah ku menujuMu
Dijalan yang hilang
Riyaya kepada Allah: setiap saat, dalam keadaan apapun, dalam situasi gembira atau berduka, dalam keadaan lapang atau dikepung masalah, dalam posisi menang atau kalah, serta dalam suasana penuh kemudahan atau kesukaran — senantiasa kita ingat Allah. Tetes EAN 18 November 2017
0 komentar: