Dalam hidup ternyata ada hal yang tidak kita sukai tetapi wajib kita lakukan. Begitulah hari hari dalam kehidupan Kaspolan akhir akhir ini. ...

Serbuk Manis Rasa Ridho

Dalam hidup ternyata ada hal yang tidak kita sukai tetapi wajib kita lakukan. Begitulah hari hari dalam kehidupan Kaspolan akhir akhir ini. Kalimat kalimat sakral seperti kita harus siap senang melakukan apa yang tidak kita senangi, dan siap tidak senang melakukan apa yang kita senangi. Kalimat tadi mengganggu otak Kaspolan. Hingga perlahan mulai mengubah jalan pikir nya, tindakan nya, kebiasaan nya, perilaku nya hingga budaya hidup nya.

Begitu hebat nya kata hingga membuat Kaspolan yang sekarang jauh berbeda dengan Kaspolan yang dulu. Padahal itu semua integral. Sama sama satu cak Kaspolan. Dulu dia kalau bertindak berdasarkan suka atau tidak suka, enjoy atau tidak, passion atau nggak, gembira atau bahagia. Kalau kok dirasa banyak tidak nya pasti hatinya bergejolak ingin menolak. Enggan memilih dan mengerjakan.

Tapi laku hidup Kaspolan berbeda sekarang. Entah terkena racun pikiran dari siapa. Kaspolan begitu aneh. Tidak wajar. Tidak seperti biasanya.

Kalau dulu Kaspolan tidak suka makan masakan Bali yang bumbunya warna merah, rasanya sangat rempah, kini dia sanggup dan rela memakannya hingga habis tak bersisa meskipun sebenarnya dalam hati dia tidak senang. Akhirnya rasa tidak senang nya pada masakan Bali itu ia lumat habis, menyisakan serbuk serbuk halus keridaan untuk berkesimpulan aku suka masakan Bali. Lebih jauh saat acara makan bersama dan pas ada banyak pilihan menu, Kaspolan selalu menawarkan untuk apa yang tidak disukai teman makannya itu diberikan saja padanya.

Untuk urusan harta bendawi juga sama. Kaspolan malah menyukai apa yang  tidak disukai oleh orang kebanyakan. Dia tidak nyaman tinggal di rumah mewah saat berkilo-kilo meter dari rumahnya ada kaum miskin papa yang hidup nya tiap hari adalah perjuangan untuk urusan perut. Kaspolan juga tidak nyaman naik mobil disaat banyak sahabat sahabat nya hanya pakai sepeda untuk moda transportasi. Jangan harap Kaspolan sekarang mau ikut ikut tren motor keluaran terbaru yang desainnya makin besar makin wah makin bikin gengsi naik saat lewat perkampungan si miskin. Motor yang paling suka dikendarai Kaspolan adalah motor mungil varian terjelek dan termurah yang justru disitulah dia bangga memakainya.

Kaspolan bukan manusia dengan agama materi. Ukuran sukses dan mulia nya beda rumusan dengan apa yang mewabah di negeri nya sekarang. Saat kekayaan jadi tolak ukur.

Berbahagia lah Kaspolan seperti kata jalaludin rumi. Bahwa manusia yang tidak risau akan lebih atau kurang dalam kehidupan duniawi adalah manusia yang paling beruntung bahagia.

Gresik, 7 juli 2017

0 komentar: