Banyak orang yang salah sangka kepada saya. Salah Sangka itu artinya terlalu menganggap kita ini baik. Jadi misalnya kalau saya tidak kaya m...

Banyak Orang Salah Sangka Sama Saya

Banyak orang yang salah sangka kepada saya. Salah Sangka itu artinya terlalu menganggap kita ini baik. Jadi misalnya kalau saya tidak kaya meskipun tidak miskin, itu disebut ya emang nggak mau sih dia.

Saya nggak jadi pejabat disebut emang nggak mau jadi pejabat karir nya dia nggak mau seperti itu. Dia tidak tertarik pada materialisme misalnya, itu saya bilang salah paham. Karena Saya orangnya materialistik. Saya orang nya ingin jabatan. Saya sangat tertarik sama wanita cantik. Saya sangat tertarik pada jabatan tinggi dan kekuasaan. Saya sangat tertarik kepada harta benda. Saya sangat tertarik pada materialisme, saangaat tertarik. Artinya dalam tanda petik 'libido' saya bangkit bener.

Jadi bukan kebal, bukan sepo, mati, enggak. Saya senang pada semua itu. Jadi orang jangan menyangka saya tidak tertarik pada materialisme. Cuma, dua hal ingin saya kemukakan. Pertama kan materi tidak boleh dihilangkan. Nafsu kan enggak boleh dilenyapkan. Saya tetap bernafsu saya tetap materialistik. Saya tetap ingin segala macam kehebatan dunia dan kemewahan dunia saya menginginkannya .

Cuman... Saya terikat oleh kewajiban untuk mengendalikan. Jadi saya bukan menghilangkan nafsu tapi saya mengendalikan nafsu sampai pada batas-batas yang tuhan tidak marah sama saya. Saya ingin menjadi pejabat. Saya ingin punya kekuasaan tapi saya mengendalikan sedemikian rupa karena saya diikat oleh kewajiban itu semua sampai pada batas dimana saya tidak dimarahi oleh pemilik kekuasaan yang sejati.

Demikian juga uang, demikian juga benda-benda dunia yang lain, semua itu membikin saya naik 'libido' nya, adrenalin saya mencair dan mengalir, bergairah saya. Tetapi, orang lain menyangka bahwa kalau sudah tua sudah tinggi ilmunya, dia sudah tidak tertarik lagi, enggak Dong. Tetap tertarik. Biar ulama umur 83 tahun liat cewek cakep tetep tertarik. Cuma, dia punya faktor lain yaitu kewajiban untuk mengendalikan. Faktor lain itu juga misalnya ada pengetahuan untuk proporsional, pengetahuan estetis, pengetahuan tentang kepantasan dan sebagainya.

Jadi salahlah orang yang mengatakan bahwa saya tidak bernafsu, bahwa saya tidak mau harta benda, bahwa saya tidak mau kekuasaan. Saya sangat mau, cuma saya diikat oleh kewajiban untuk mengendalikan.

Assalamualaikum warokhmatullahi wa barokatuh

-EAN-

0 komentar: