Ada sebuah logika bisnis aneh yang diajarkan oleh salah seorang sahabat saya berprofesi tukang jahit. kita sebut saja dia Pak Tulah. Tentu Anda juga banyak menjumpainya di pinggir jalan. Tapi, yang satu ini kayaknya lo ya, cukup langka mental bisnisnya.
Saat saingannya memberi tarif jahit robekan lubang kecil seharga 10 ribu, eh Pak Tulah kog nyeleneh. Dia tolak lembar harum uang kertas. "Sudah mas ini gratis," kata wong cepu kuwi. Lah kok gratis, saya sambil kibas-kibas kan duit di hidung nya.
"Alah Gpp mas wong cuma robek segini (padahal itu sejengkal), masak kog jadi orang terlalu perhitungan. Aku kerja kayak gini juga buat nambah teman saudara," sergah bapak muda yang sudah ditinggal mati istrinya.
Dalam hati, ternyata masih ada makhluk agung, ahsani taqwim nya gusti alah yang masih ada di pinggir-pinggir jalan, gang-gang sempit, dan rumah dekil sempit kumuh. Permak Khalifatullah, bahasa jawanya : Permak Pak Tulah. Memang berkualitas, lebih awet bikin senyum pelanggannya terus menerus terkembang.
0 komentar: