Laku Ngalah Si Sopir Sufi Apa susah nya merendahkan diri. Toh meski kamu disebut sebut rendah, bahkan hina di mata orang lain, tidak berart...

Laku Ngalah Si Sopir

Laku Ngalah Si Sopir Sufi

Apa susah nya merendahkan diri. Toh meski kamu disebut sebut rendah, bahkan hina di mata orang lain, tidak berarti kamu jadi rendah. Jadi hina beneran

Kalau orang lain bilang kamu, ooh kamu wedhus, kambing! Apa terus langsung kamu meng-embek, embek kalau bersuara?

Itu lah ucapan Si Rames pada ku. Yang sebelum sebelum nya agak panjang. Tapi aku potong langsung ke intinya saja. Biar tidak basa-basi

Rames ini adalah sahabat si Noor. Dia bagian seksi sibuk pengantar jemput bila Noor sedang kumat. Mengantarkannya ke tempat yang orang lain secara kejam menyebut rumah sakit jiwa

Setelah Noor berangsur pulih, Rames kembali ke sana lalu menjemput nya pulang. Rames seorang sopir, begitu orang orang di kampung mengenal pria gempal satu ini

Diriku mengenal Rames lebih pada tirakat nya, laku nya menjalani hidup yang bagi sebagian orang modern saat ini adalah hal yang lucu dan aneh

Pernah suatu hari aku dan Rames dalam satu kendaraan hendak menuju suatu kota. Dalam perjalanan, tiba tiba seorang pria keluar dari roda empat, menerjang Rames sambil memaki maki. Aku yang orang modern sudah pasti punya prinsip lo jual gue beli. Atau aku yang pengguna jalan pasti merasa tertantang dan berani karena yakin tak salah. Tapi cara Rames menanggapi nya sangat aneh. sangat uncommon

Rames berkata pelan, sambil merendah. Menyisipkan beberapa senyum di wajahnya saat ngomong. Saat adegan itu aku begitu curiga dengan respon Rames, maka sore harinya aku todongkan sejumlah tuduhan-tuduhan

Cak, Sampeyan ini kok aneh, aku curiga

Curiga apa?

Apa Sampeyan ini lagi tirakat laku ngalah?

Rames senyum senyum sendiri. Ya, tapi jangan bilang siapa siapa

Rames melanjutkan percakapan, hidup di dunia ini, tidak ada urusan menang atau kalah pada manusia

Kalau pun kamu menang antar sesamamu, kamu tidak benar benar menang. Begitupun itu soal kalah

Kalau pun ada orang membentakku , aku balas dengan riuh kata merendah. Kalau ada orang nggibeng aku dua kali, aku balas hanya satu kali. Padahal ya aslinya enggak pengen mbalas

Hidup manusia, menang atau kalah nya, sukses atau gagal nya, itu semua hanya bermuara pada Gusti Kang Moho Agung. Itulah kalah menang yang sejati

0 komentar: