Idiomatik kata untuk orang Gila beragam rupa suaranya. Mulai dari yang ilmiah hingga bawah. Step, gendhèng, sinting, dhereng, nggak jangkep, gila, Sableng, psikotik, dsb.
Semua sebutan itu yang Ngasih kok malah orang waras. Kok mereka kejam pada orang Gila. Ngasih julukan sudah jelek bermacam macam pula. Padahal mereka enggak tanya pada si gila ingin menyebut dirinya sendiri apa. Meskipun si gila sangat rendah hati hingga mempersilahkan orang sehat memberi julukan sesuka hatinya.
Kenapa kebanyakan yang waras ini enggak bisa rendah hati dan bersikap baik. Mbok ya kasih sebutan orang Gila itu orang yang unik, orang out of the box. Hingga lebih jauh, orang yang disayang-sayang rabb nya.
Noor memang banyak orang kata sudah tak punya lagi pikiran yang waras. Malam malam dia nangis ghero-ghero. Teriak teriak kenceng tanpa sebab. Lanjut Tengah malam jam 1 jam 2 malah mencuci baju dan menunggui nya kering sampai sengaja tidak tidur.
Tapi sungguh aku tak ingin menyebut dia dengan selusin kata gila versi orang waras. Sebab Noor ini ibadah shalat lima waktu nya tekun plus tepat waktu. Sudah Gitu selalu adzan thet dia langsung bergegas menuju langgar
Pikirku dalam hati, tak mungkin Noor ini gila. Dia tahu ada gelombang suara tuhan yang menyapa nya mesra. Dia Menungguinya dan tidak pernah absen dari hidup sepinya.
Masih pantas kah aku mengaku waras saat Tuhan lewat kantor atau toko kita, mengajak bercengkerama dengan Cinta kasih, tapi tak ku pedulikan, Sambil bilang: "sebentar tuhan, saya masih sibuk, lima menit lagi yah!
0 komentar: