Lumayan lama akhir-akhir ini aku berpikir soal Wudhu. sekadar mbatin perintahnya Gusti pangeran yang bikin bingung hambanya saja. "Wudh...

Bingung Wudhu

Lumayan lama akhir-akhir ini aku berpikir soal Wudhu. sekadar mbatin perintahnya Gusti pangeran yang bikin bingung hambanya saja. "Wudhu itu benar benar membersihkan ragawi atau cuma simbologi sih Tuhan?" kok bagian tubuh yang potensi bikin najis malah tidak dibasuh.

Tak lama berselang hari. Kiranya masih dalam satu minggu Sang Hyang Tunggal memberi jawabannya. Rupanya dia mendengar dengan telinga mendidih. Maka datang diutus Nya padaku pria kurus, hitam legam berambut panjang. Lalu kutanyai dia dengan angkuh. "Untuk apa Wudhu kalau tidak membasuh yang potensi najis tinggi? Kelamin, bol, misalnya. Aneh, yang kotor kok malah tidak kena Wudhu" "Bodoh kamu, ada yang lebih kotor dari sekadar lubang-lubang yang kau anggap najis" "ah mana mungkin" "sesungguhnya yang kau usap saat kamu Wudhu ternyata lebih kotor dari yang kau sangkakan" "lahdalah, kok bisa gitu lo, sing Nggenah ae cak" "matamu, mulutmu, hidungmu, telingamu, tanganmu, kakimu, kepalamu..... Adalah organ vital penyumbang segala dosa-dosa mu.

Pria kurus tadi mendadak berubah serba putih lalu hilang sirna ke suralaya. Sementara diriku tertunduk lesu. Baju putihku menjadi hitam legam. Aku ingat, dia dan aku tetap sama-sama kurus.

0 komentar: