Suasana benteng yang sepi, usai kami melintasi plang "dilarang masuk". Benteng Kedung Cowek ditumbuhi semak belukar lebat....

Ada Ranjau Aktif di Reruntuhan Benteng Kedung Cowek?

Suasana benteng yang sepi, usai kami melintasi plang "dilarang masuk".
Benteng Kedung Cowek ditumbuhi semak belukar lebat. Kabarnya, masih ada ranjau aktif di sekitarnya.
Sabtu, 9 Februari lalu, saya dan tiga orang teman mencari reruntuhan benteng bernama "Kedung Cowek" di pesisir utara Surabaya. Awalnya kami sempat tak tahu arah, hanya saja, menurut informasi yang saya dapat, benteng itu berada di dekat Jembatan Suramadu, daerah Tambak Wedi, Kedung Cowek, Surabaya.

Sampai di Suramadu kami bertanya pada pria yang sedang asyik nongkrong. "Benteng yang mana dulu mas, ada dua yang benteng sekolahan apa yang gudang peluru?" ia malah balik bertanya. Seorang teman pernah mengatakan bila ada yang namanya gudang peluru, akhirnya saya jawab saja demikian."Oh kalau itu disana tempatnya mas," ia berkata sambil menunjuk ke arah semak belukar tinggi di sebelah timur Suramadu.



Plang "Dilarang Masuk" sebelum reruntuhan Benteng.
Saya pun segera kesana, setelah melewati jembatan kecil di kiri jalan akhirnya saya sampai di pos yang dijaga salah seorang anggota TNI.

Untuk sampai ke reruntuhan benteng, perlu berjalan kurang lebih 100 meter menyusuri bibir pantai di sisi timur Suramadu lalu masuk saja ke plang "Dilarang Masuk".
lubang hampir tertutup belukar.


Namun, nasib puing benteng tersebut sangat mengenaskan. semak belukar tinggi menutupi bentuknya yang kokoh terbuat dari tembok beton tebal. Tak hanya di bangunannya saja, belukar juga menutupi hampir semua areal di sekitarnya. Saya sendiri hampir terperosok ke sumur bekas penampungan air. Untung saja, ada penanda berupa botol air mineral yang ditancapkan. Saya tidak mengetahui pasti apa fungsi dari lubang itu.

Era Kolonial

Ternyata reruntuhan Benteng Kedung Cowek yang seram itu menyimpan sejarah Surabaya pada masa kolonial. Benteng tersebut didirikan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk mengantisipasi serangan militer dari wilayah utara laut Surabaya. Menurut rumor warga sekitar, di Benteng tersebut memang dijadikan semacam gudang persenjataan. Mungkin kabar itu benar, saya menemukan ada tower sebagai tempat meriam. Tower itu menghadap langsung ke laut utara Surabaya.

Tower bekas tempat senjata meriam penangkal serangan militer. Selain tak terawat, tower itu juga tak luput dari coretan. 

Lintasan untuk memasang meriam berat di bagian atas tower.
Benteng Kedung Cowek juga digunakan pada saat pertempuran 10 November 1945, saat serdadu Inggris mengultimatum Surabaya. Diceritakan, pesawat tempur pasukan Inggris sampai kewalahan akibat tembakan meriam-meriam yang digunakan oleh Pejuang Indonesia. Namun sayang bekas senjata berat itu kini tidak diketahui keberadaannya.

Sesaat sebelum pulang, saya mencoba bertanya kepada bapak anggota TNI di pos masuk tadi, mengapa kondisi benteng tersebut sangat parah tak terurus. "Benteng ini kepemilikannya masih dipegang oleh TNI jadi pemerintah tidak bisa campur tangan memugarnya sebelum ada kesepakatan," kata bapak berbaju hijau loreng itu.

Ternyata, benteng tersebut memang tidak untuk dikunjungi masyarakat umum. Si Bapak TNI mengklaim larangan itu karena masih tertanam ranjau aktif di semak belukar Benteng Kedung Cowek. "Pernah ada ranjau yang ditemukan, lalu sengaja diledakkan," sergahnya. Mendengarnya berkata begitu, saya langsung menelan ludah. Glek, padahal tadi saya blusukan ke semak belukar yang dimaksud Si Bapak TNI itu. Kuz9 

0 komentar: