Senyum mengembang dari ibu petani garam. Minggu lalu (16/9) saya berkesempatan langsung melihat pemandangan panen garam di salah satu ta...

Balada Panen Garam

Senyum mengembang dari ibu petani garam.
Minggu lalu (16/9) saya berkesempatan langsung melihat pemandangan panen garam di salah satu tambak garam rakyat milik salah satu pasangan petani di Dusun Rejodadi, Desa Campurejo, Panceng Gresik yang letaknya tak jauh dari lokasi wisata pantai pasir putih Dlegan.

Ada sepasang petani garam yang bahu membahu mengangkut garamnya ke pondokan tempat penyimpan garam yang sudah dipanen. Si Ibu bertugas memasukkan garam ke keranjang pikulan, sementara Sang Bapak memikulnya ke gubuk penyimpanan garam. Aktivitas panen garam live di depan mataku ini tak ingin aku sia-siakan. langsung saja aku pasang kamera tercintaku, Canon 60D plus lensa tele EFS 50-250mm milik kawanku. Lumayan lah buat nambah stok foto juga nambah pengetahuan soal garam. Plus menjadi tombo ati hunting foto sunrise yang gagal ketutup awan mendung. hehehe

Sang bapak bertugas mengangkut keranjang pikulan.

Si Ibu bertugas memasukkan garam ke keranjang pikulan.










Ilmu Baru dari Petani Garam

Menurut sang bapak, garam yang terbuat dari air laut membutuhkan waktu kira-kira 15 hari untuk berubah menjadi kristal yang siap dipanen. Mulanya air laut dialirkan petani lewat selokan. Dari selokan itu, air lautnya dialirkan menuju petak-petak tambak yang sudah disiapkan. Untuk mengubah airl laut menjadi garam petani perlu menyaring dan meratakan tanah dengan alat seperti rol. Bila tanah sudah rata airl laut baru dialirkan ke petak. Baru setelah itu, petani tinggal menunggu air laut menguap dan berubah menjadi kristal garam.

Petak yang diisi air.


Alat rol untuk meratakan tanah yang akan diisi air laut.
Garam yang dipanen disimpan dalam gubuk.
Suka cita panen garam yang barusan aku lihat seolah menepis isu di luar sana. ketika para petani garam berdemo karena harga garam di pasaran sangat rendah. Disini, aku malah melihat tawa ceria saat memanen kristal garam. Kuz9

10 komentar:

  1. tikus keluyuran terus ancene, ajak2 jeh he he

    BalasHapus
  2. haha ini juga ndadak. lagian kmu yo ke malang kan pas iki mas wok.. hehehe.

    BalasHapus
  3. Wahhh saya udah lama banget pengen ke desa penghasil garam kayak gini. Foto2nya bagus lho :)

    BalasHapus
  4. Liputan yang sangat menarik, saya jadi mengetahui bgm panen garam :).

    BalasHapus
  5. wah makasih banyak apresiasinya kakak

    BalasHapus
  6. saya tertarik dengan foto ibu tani itu. pakai baju korpri kah? :-)

    BalasHapus
  7. bukan mas kamal, pake baju batik biasa kog.

    BalasHapus
  8. Berat ya hidup petani garam itu :| padahal begitu dijual gak tinggi-tinggi amat harganya :(

    BalasHapus
  9. ia sampe demonya buang2 garam. mubadzir banget di tv ngeliiatnya...

    BalasHapus