Di momen "Sumpah Pemuda" tahun 2010 ini tepatnya di hari Kamis jam lapan pagi (rencananya) aku janjian dengan teman-teman seangkatan kuliahku untuk keliling kota lama Surabaya untuk mengenang kembali sejarah kolonial di kota pahlawan dan sekaligus mengisi acara untuk peringatan sumpah pemuda, hehe sekalian juga tamasya keliling kota, lewati desa-desa na-na-na-na-na. Mending gitu kan daripada sok aksi turun ke jalan ngalor-ngidul bicara soal nasionalisme tapi ujung-ujungnya gak inget warna bendera bangsa sendiri. Untuk menikmati sudut-sudut komplek kota tua Surabaya kami putuskan untuk mencoba paket perjalanan bus keliling kota yang ditawarkan secara gratis oleh House of Sampoerna (HOS). Program wisata gratis tersebut bernama Surabaya Heritage Track (SHT) yang merupakan paket tour dalam kota menggunakan bus yang mengelilingi kota tua Surabaya. Nah ini cerita perjalananku menikmati pemandangan bangunan-bangunan tua berikut sejarah yang melingkupinya.
nah itu wujud busnya
Kisah klasik sih,,, Lha wong namanya anak muda, apalagi malemnya abis begadang, rencana kumpul jam lapan tet gak bakalan terlaksana. Akhirnya setelah ngumpul dan nunggu anak-anak siap berangkat kira-kira jam setengah sepuluh pagi. Karena panas udah kerasa menerpa kulit, kami bertujuh dengan personel 5 cowok ( Si Topan, Dika, Dyar, Letto & Aku) serta 2 cewek ( Si Riris ama Erlina) memacu motor menuju daerah Kalisosok, arah Jembatan Merah Surabaya tepatnya berhenti nyetir dan matikan mesin motor di House of Wax eh salah yang bener House of Sampoerna, thehehe.
Sampai disana jam 10:10 am, nah pas mau daftar untuk naik bus ternyata diberi tahu oleh si mbaknya kalo bus nya barusan berangkat. langsung kecewa berat dan mencoba mengalihkan kecewa dengan masuk ke museum House of Sampoerna. Di dalamnya menyimpan benda-benda seputar pabrik dan manajemen PT. HM.Sampoerna. koleksi tersebut diantaranya foto-foto aktivitas produksi, mesin penggulung rokok kretek, mesin cetak kemasan, benda-benda milik keluarga Sampoerna dan masih banyak lagi. Yang paling memukau di Museum ini adalalah kita bisa melihat pemandangan buruh pabrik rokok kretek bekerja "melinting" rokok kretek. Pemandangan tersebut sangat menggetarkan hati, karena para buruh bekerja secepat kilat seperti mesin. bekerja tak kenal lelah demi sesuap nasi untuk kehidupan sendiri dan keluarganya.
koleksi yang ada di museum
foto buruh rokok yang lagi kerja (aslinya di lante dua ini pengunjung dilarang motret)
Puas mengelilingi museum kami berniat ingin pulang eh tapi dua orang temen kami nyusul ke lokasi dan terpaksa kami nunggu padahal rencana awal kami naik bus SHT gak jadi. Setelah lama nunggu akhirnya dua temenku datang dan tiba-tiba bapak petugas nyamperin kita dan bilang kalo busnyajadi mau tur nanti jam satu siang. Sontak langsung gembira lagi dan kembali ke kafe buat daftar jadi penumpang. setelah daftar gak bisa langsung naik dan berangkat. la wong masih jam sebelas waktu itu, jadi ya terpaksa nunggu mpe jam satu siang.
Akhirnya bus mau berangkat juga langsung saja kami naik bus duluan sebelum penumpang yang laen. isi bus cuman muat sekitar 20-an orang. waktu itu banyak banget turis mancanegara yang jadi penumpang. salahsatunya Mbak Dana dari Polandia yang sempat berkenalan denganku. Waktu itu rute yang kami lewati seingat memori otakku, mulai dari Jl kebalen lanjut ke kalisosok melihat bangunan penjara yang sudah disfungsi kemudian menyusuri jalan Rajawali dimana ada bangunan eks markas Brigjen Mallaby, Hotel Ibis, Kantor Perkebunan Nusantara, dll. yang aku gak inget karena semua masih dalam satu blok. dari Jalan Rajawali lanjut ke Jalan Jembatan Merah dengan landmark Jembatan Merahnya juga eks terminal trem di sebelahnya. lalu menyusuri jalan Karet untuk menuju Klenteng Tertua di Surabaya yakni Klenteng Hok An Kiong. Disana kami berkunjung selama 20 menit dengan ditemani oleh guide kami yang menjelaskan sejarah klenteng tertua tersebut. perjalanan dilanjutkan menuju Kawasan Pecinan Kia-KIa Kembang Jepun yang ternyata dulunya adalah pusat prostitusi semasa penjajahan jepang, juga menyinggahi daerah kampung arab Sunan Ampel hingga ke daerah di Jl. benteng-Jl. Kalimas Barat. Dimana terdapat landmark tua Jembatan Petekan dan komplek pergudangan beserta Sungai Kalimas yang dulu digunakan sebagai hilir mudik kapal-kapal dagang pada jaman kolonial.
Foto pas waktu di klenteng Hok An Kiong
Akhirnya perjalanan usai dan kami kembali ke HOS lagi. Puas menyelami dan menikmati kembali sejarah masa lampau dimana para pejuang mati-matian memperoleh kemerdekaan Indonesia. Aku dan bangunan-bangunan tua sama-sama jadi saksi sejarah. Akan tetapi Aku bukanlah bangunan yang jadi saksi bisu dan diam. Aku adalah pemuda indonesia yang tidak bisu ini merasa getir karena tidak banyak yang bisa aku lakukan untuk Negeriku. Semoga pengalaman hari ini bisa menjadi koreksi atas kebisuanku terhadap bangsaku sendiri.
Tips untuk Wisatawan:
usahakan tepat waktu agar tidak ketinggalan bus, jadwal keberangkatannya antara lain untuk hari selasa sampai kamis (short tour) pukul 10.00-11.30 / 13.00-14.30 / 15.00-16.30. dan untuk hari jumat sampai minggu (long Tour) pukul 09.00-11.00 / 13.00-14.30 / 15.00-17.00.
Sebaiknya ikut paket long tour disamping week end paket ini jam perjalanannya lebih panjang dan banyak tempat yang disinggahi.
kalo mau pastikan jadwal keberangkatan bisa nelpon dulu di Tracker Information Center (TIC) House of Sampoerna di no telepon 031 353-9000 atau email : hos.surabaya@sampoerna.com
where is my pic sob....????
BalasHapusiki sopo? maaf foto-fotonya dikit jhe....akeh sing nge blur pisan maklum foto hape
BalasHapushahahaha,,, fotoku ngarep dewe,, suwun nin
BalasHapus