Minggu, 25 Juli 2010 Hari yang kami nantikan, rencananya aku, bang lucas sama nanda diajak mancing abah ke dermaga pantai camplong bu...

Casting di "Telaga Mumet"


Minggu, 25 Juli 2010

Hari yang kami nantikan, rencananya aku, bang lucas sama nanda diajak mancing abah ke dermaga pantai camplong buat mancing ikan laut. Jam enam pagi aku bangun setelah mimpi buruk pas malem harinya yang buat aku terjatuh dari dipan. Kucek-kucek mata sebentar lalu aku putar lagu sahggy dog – hidup ini. Liriknya bagiku sangat inspiratif mengajarkan kita untuk tidak menyerah pada keadaan buruk dan penderitaan hidup. Cocok banget buat hari ini aku sangat gembira karena bakalan mancing. Bagiku mancing itu salah satu jalan melepas penat. Saat mancing tak peduli dapet ikan atau tidak yang aku cari intinya adalah ketenangan dimana aku dapat merasakan harmoni alam dan riuh rendah angin. Kicauan burung, celepukan air, oh sangat menenangkan bagiku.

Abah nyamperin aku pas jam tujuh pagi nanya jadi berangkat jam berapa. Aku bilang nunggu bang lukas sama si hanambut dateng coz dua anak itu masih dalam perjalanan dari Surabaya. Jam tujuh seperempat mereka berdua dateng yang pertama Bang Lukas, wiiiih motoran keren sambil bawa tas kayak bungkus senjata sniper padahal isinya alat pancing. Tak berapa lama si Hanambut juga dateng. Aku nyambut sambil bawain tas isi senjata kami buat mancing. Bang lukas bawa dua pancingan dalemnya juga ada kelengkapan alat mancing lain. Persiapan pun dimulai langsung aku sama bang lucas dibantu si koko meramu pancingan. Abah pun pamit mau ambil pesenan umpan udang buat mancing.

Lama nunggu abah gag dateng-dateng dari jam lapan mpe senga sembilan beliau baru dateng. Begitu dateng si abah pasang mimik muka kecewa sekaligus kesal sebentar kemudian aku tahu kalau pesenan umpan udangnya diambil orang padahal semalem sebelumnya beliau uda pesan. Begitu denger kayak gitu maka aku sadar kalo acara mancing kita bertiga di laut buyar sudah gag jadi karena gag ada umpan. Maka kami pun terpukul shock berat mpe jadi kayak gini………

Aku mendadak Lesu dan Hananmbut Tiba-tiba Jadi Homo

Sementara itu Bang Lucas Langsung Kena Epilepsi (Tuh si Nungki disangka Ikan)

Setelah beberapa saat sempat shock dan lesu maka kami memutuskan untuk mengobati luka hati kami dengan memancing di telogo mumet belakang homestay kami. Gag berapa lama aku inisiatif mencari cacing di ladang depan homestay. Cepet banget dapat cacing nya tapi lebih banyak adalah cacing besar hitam daripada cacing yang warnanya merah. Langsung aku ama si Hananmbut pergi duluan aku bawa pancing joran sedang pake reel. Sementara si Hanambut masih dengan alat pancing konvensionalnya. Setelah sampai aku langsung pasang cacing di kail lalu lemparin gitu aja ke depan pandanganku. Tak lama bang lukas, Letto sama Adi dateng ikut mancing juga. Maka acara mancing kami sampai siang bolong pun dimulai

Liat Orang-orang Ini Mancing Serius Banget Tapi Cuman Aku yang Dapet…….

Di sela-sela mancing seorang laki-laki bertubuh gempal menggiring dua sapi coklat turun ke telaga. Terliat beliau tersenyum menyapa kami lalu menceburkan dua sapinya yang kotor ke telaga untuk mandi. Rupanya aku kenal orang itu beliau adalah imam di masjid waktu sholat jumat yang selalu berkhutbah dengan bahasa arab. Juga yang waktu ngisi saat tahlilan malam jumat di rumah salah seorang warga kapan hari. Memakai caping dia menggosok-gosok pantat sapi, menyekanya dengan air telaga. Sejenak air telaga langsung jadi bergelombang. Pikirku dalam hati ikan pasti lari tuh…..

Sepasang Sapi coba dimandikan di Telaga Mumet, Sepertinya Sapinya menikmati

Jam dua belas pas kita pulang Cuma dapet ikan kecil-kecil sepat ama mujair tujuh ekor. Seharusnya lapan gara-gara si hanambut kelepasan saat narik ikan gabus. Waktu sore aku balik lagi ke sana mancing lagi jam tiga duluan ke sana. Baru disusul oleh abah dan my partner in fishing kira-kira jam sengalimaan sore. Dapet ikan lagi tujuh ekor lumayan bahagia mancing pada hari itu. Setelah mancing kulit langsung jadi gosong sekaligus ada efek terbakar kalo digosok.
Aku senang dengan keramahan alam di sekitar homestay kkn ku. Begitu nyamannya hingga aku kerasan karena di sini tempat ini dimana manusia hidup berbagi dengan segelintir makhluk hidup lain pelengkap ekosisitem. Aku sungguh bahagia di hari itu…………………………..

“Alam Membantuku Untuk Melepaskan Penat”
Tapi
“Tak Akan Kulampiaskan Penatku Pada Alam”

4 komentar:

  1. setuju,,jangan lampiaskan mumet pada alam...ikut bersihkan keyword seo smp

    BalasHapus
  2. wheres the pict ?
    penasaran muka-muka tolol bang lukas + hananda .. bwahhahaa

    BalasHapus
  3. tunggu aja lum sempat upload gak ada fd non...
    Ada pictmu juga kayake...
    Sek masi sibuk...

    BalasHapus