Tuhanku, kalau memang ada kuasamu Yang menyiapkan aliran sungai bening di ujung pembaringanku Saat haus bersua, maka ku kan bersenang hati...

Ramadhan Suntuk

Tuhanku, kalau memang ada kuasamu
Yang menyiapkan aliran sungai bening di ujung pembaringanku
Saat haus bersua, maka ku kan bersenang hati untuk menahan dahaga

Illahku, kalau ada pangkal kurma buat aku bersandar
Tatkala aku goyangkan, buah kurma jatuh di depan haribaan
Ketika lapar tiba, maka ku kan bahagia menunda boga
Namun aku bukan Maryam kekasih spesialmu
Yang kau hamparkan kekhususan istimewa itu

Aku adakah aku
Budak nafsu dunia
Tak kan bisa kerongkonganku kering lebih dari satu jam
Tak kan bisa perutku tahan tanpa seporsi kenikmatan
Tak kan bisa lidahku mengecap tanpa kulinerisme
Tak kan sanggup kelaminku tidur sejenak dari aurat menggiurkan

Tapi mohon dengarkan pengakuan kecilku kekasih
Hamba sialanmu ini dalam hati kecilnya sangat tidak senang bulan puasa datang
Sementara jutaan muslim saudaraku
Dalam ekspresi wajahnya, suasana hatinya, tradisi budayanya, status medsos nya,
Berisi ragam suka cita akan kedatangan ramadhan

Namun Malikku,
Yang kurasakan hanyalah gusar hati
Berpadu dengan rasa terganggu, ketidaknyamanan, kesengsaraan, ketidaksenangan
Keterbatasan sungguh mengekang
Merepotkan sekali bila ramadhan datang

kupaksa sekuat tenaga diriku
untuk sembahkan upawasaku
Tak ada alasan lain,  karena ku cinta padamu

Bungah, 1 Ramadhan 1440 H

0 komentar: