Luka di kakiku aku bersihkan
Di kala hujan menderas di pinggiran kota
Duduk aku memikirkan dirimu kekasihku
Tenggelam dalam prosa-prosa rindu
Saat kuingat kamu, maka lukaku semakin membusuk
Sel-selnya tak kunjung ber-regenerasi
Ku tunduk pada ucapan perihmu
Kau selalu merasa tinggi melebihi awan
Kau selalu merasa tinggi melebihi awan
Ingatlah, sebulir tetes hujan tidak sombong pada awan
Semanis buah mangga tidak sombong pada pelok
Satu sel yang sempurna tak sombong pada atom
Pohon cemara tak merasa lebih hebat daripada pohon kelapa
Mari kekasihku kita duduk melepas rindu yang penat
Berkontemplasi hati akan makna diri
Tak pantas manusia berjalan dengan kesombongan
Menjuntaikan helain baju yang berlebih menutupi tanah
Bila manusia merasa lebih tinggi dari tanah,
Sehingga dia tengadahkan dagunya melihat ibu bumi
Maka antara dirinya dan kekasihnya sudah tak saling cinta
Oh, wahai angin, tiupilah aku dan dirinya dengan kesejukan kasih cintanya
Gresik, 30 Desember 2017
Semanis buah mangga tidak sombong pada pelok
Satu sel yang sempurna tak sombong pada atom
Pohon cemara tak merasa lebih hebat daripada pohon kelapa
Mari kekasihku kita duduk melepas rindu yang penat
Berkontemplasi hati akan makna diri
Tak pantas manusia berjalan dengan kesombongan
Menjuntaikan helain baju yang berlebih menutupi tanah
Bila manusia merasa lebih tinggi dari tanah,
Sehingga dia tengadahkan dagunya melihat ibu bumi
Maka antara dirinya dan kekasihnya sudah tak saling cinta
Oh, wahai angin, tiupilah aku dan dirinya dengan kesejukan kasih cintanya
Gresik, 30 Desember 2017
0 komentar: