Kaspolan tidak ngerti ngerti amat soal tinju. Tapi tiap ada laga tinju, kaspolan jadi semangat. Tinju lah yang bikin dia senang saat di...

Tinju Sang Sufi


Kaspolan tidak ngerti ngerti amat soal tinju. Tapi tiap ada laga tinju, kaspolan jadi semangat. Tinju lah yang bikin dia senang saat dirundung kesusahan. Selain tentunya, dua kekasih dan malaikat sahabat empat yang dia miliki. Bagi dia, Tinju bukan hanya sekedar olah raga.

Kaspolan kecil hidup di era petinju besar Evander hollyfield dan Mike Tyson. Sebuah fight week tinju di suatu sabtu juni 1997 menorehkan kesan pertama sebuah pertandingan tinju baginya. Sadis, beringas, kejam dan tak kenal ampun. Itulah Iron Mike Tyson, si leher beton.
pertandingan tinju yang sarat dengan kekerasan. Juara dunia Mike Tyson yang tujuh bulan sebelumnya berhasil merebut gelar dari Evander hollyfield bertemu lagi dengannya di jilid kedua title fight.

Tidak terduga  Tyson melakukan tindakan kontroversial dalam pertandingan tinju. Tyson menggigit telinga kanan hollyfield hingga putus sebagian. Tyson kalah karena diskualifikasi. Hollyfield kembali merebut gelar juara dunia nya.

Sejak saat itu tinju membekas di kepala kaspolan. Suatu ketika sebuah cd game tinju yang dia mainkan sepulang sekolah membuatnya mengenal sosok kawakan tinju. Mulai dari Sonny Liston, George Foreman, Joe Frazier hingga Muhammad Ali. Tapi yang paling menancap di hatinya adalah yang terakhir.

Gaya muhammad Ali sebelum memasuki ring tinju sangat memikat. Muhammad Ali Aka. Cassius Clay melakukan adzan menjelang masuk ke ring tinju. Merasa heran pada adegan itu kaspolan menjadi sungguh tertarik mengikuti cerita muhammad ali. Sang legenda tinju dunia.
Cara Muhammad Ali bertarung sungguh berbeda dengan kesan pertama tinju kaspolan yang dia dapat dari Mike Tyson. Muhammad Ali bertarung tapi menghibur. Lihat gerakan kaki nya saat dia menghadapi lawan-lawannya. Seperti orang berdansa. Berlari lari kecil berganti ganti kaki. Lincah memutari lawannya.

Bukan hanya tinju yang menjadi pemikat kaspolan terhadap Muhammad Ali. Dia kagum pada orang afrika-amerika itu yang menjadi mualaf pada umur 22 tahun. Setelah menumbangkan juara dunia yang sudah tua Sony Liston Cassius Clay mengganti namanya menjadi Muhammad Ali di atas ring tinju. Setelah menjadi mualaf Muhammad Ali menjadi muslim yang sangat taat. Berupaya tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu dan berupaya untuk berjamaah.

Kaspolan juga kagum benar pada laku hidup Muhammad Ali. Baginya, dia bukan hanya seorang petinju, namun juga aktivis perdamaian, juru dakwah, juru runding, juru damai sekaligus seorang sufi sejati. Medali emas yang didapatnya dari olimpide sengaja Ali buang ke Sungai Ohio. Medali itu sama sekali tak pantas Ali rayakan karena berat hati deritanya akan nasib saudara sesama kulit hitam di Amerika yang mendapat perlakuan tidak adil.

Ali juga merelakan semua gelar tinjunya dicabut daripada harus ikut wajib militer di perang vietnam. Ali dengan tegas tidak ingin ikut membunuhi rakyat vietnam. terlebih katanya, orang vietkong tidak pernah menyebutnya niger (negro). Dominasi kulit putih di negerinya lah yang merendahkan warga negara berkulit hitam.

Kaspolan juga mendengar juara dunia yang berjuluk The Greatest itu di penghujung karir tinjunya menyadari bahwa tiada yang Greatest (akbar, terbesar) selain Allah. sehingga saat media mewawancarainya soal penyakit parkinson yang dia derita, Ali menyatakan bahwa dia senang dalam sakitnya. Keputusan Tuhan memberi sakit pada Ali dia anggap adalah pernyataan Tuhan bahwa tidak ada yang lebih besar dari pamor Nya. Ali memilh dan menikmati kepasrahannya terhadap takdir Tuhan tersebut. Sementara kita disini hari ini terus-menerus mengeluh pada tiap kehendak Nya.

Dari tinju dan Muhammad Ali, Kaspolan belajar kehidupan. Bagi kaspolan tinju bukan soal kalah menang. Tinju juga tidak hanya lekat dengan kekerasan. Sebab orang yang suka kekerasan hanya penasaran pada korban kecelakaan lalu lintas tanpa bersedia menolong. Tinju itu laku perjuangan hidup. Tinju itu tiidak penting sukses atau tidak, tapi tetap berjuang meskipun keadaan makin terhimpit sesak. dan tetap percaya padanya meskipun Dia tidak kunjung melibatkan Dirinya dalam persoalan hidupmu.

"Kalau ada sihir dalam tinju itu adalah tetap bertarung meski pelipis berdarah, mata bengkak penuh luka, tulang patah atau retina lepas"

-kutipan dari film tinju peraih oscar Million Dollar Baby-

Gresik, 4 Oktober 2017

0 komentar: