Noor mengeluh dan terus mengeluh lagi. Kali ini soal apa bukan soal siapa. Karena siapa pun di periode ini punya otak dan cara berpikir yang sama.
"heh, kaspolan. Kamu pokok nya jangan sampe lo ya ikut ikutan mereka"
"apa nya yang diikuti? Kok sok mengatur kamu," balas kaspolan.
"lihat mereka itu, di otak nya cuma materi, materi dan materi saja. Jengah aku dengan cara pandang serumpun mereka pada hidup singkat di dunia ini"
"haha pake ngomong Jengah segala kamu Noor. Saya sudah paham. Omongan mu itu tidak pernah dihitung atau diterima. Jadi pasti mentok mentok nya kamu ke saya ini. Yang juga sama sama terpinggirkan"
"coba itu Sampeyan lihat cak, Mereka melihat nya hanya uang, bati, angka, pahala yang mereka anggap profit bisnis"
"sebentar to. Jangan antipati dulu pada materi. Kalau tidak ada itu semua kita ga bisa hidup. Materi itu mau tidak mau memang kita butuhkan"
"bukan aku menjelekkan itu semua cak. Aku hanya Jengah pada sikap hidup mereka. Mereka punya gejala minus yang sama. Yaitu cara berpikir, merumuskan sesuatu, menentukan pilihan, dsb. Semua itu karena pertimbangan materi semata. Tidak ada tempat untuk tuhan atau Kanjeng Nabi di hati mereka. Dua faktor yang sangat berhak untuk menjadi harga mati bagi mereka, sama sekali tidak mereka libatkan. Terbesit saja tidak pernah"
"contoh nya apa toh kok kamu berani betul menyimpulkan begitu"
"kita cak, sudah terjebak di labirin milik berhala. Pertimbangan tiap detik hidup kita ini, hanya berputar pada Eman dunyo. Hanya berkutat pada untung atau rugi, " tegas si Noor.
" Hmm lebih konkret nya gimana?"
"gini lo cak. Kita melihat korupsi hanya fokus pada berapa angka kekayaan negara yang dicuri. Kita memilih pekerjaan hanya melihat berapa gajinya, besar atau tidak. Kita milih mantu cak, lihat dia sukses atau tidak.
Disuruh meneruskan bisnis karena yang nyuruh punya pertimbangan kalau tidak diteruskan sungguh sayang akan banyak kerugian. Rugi tenaga, rugi waktu karena sudah berlangsung hingga kini, rugi materi karena tidak ada pemasukan. Kalau ga diteruskan gimana kamu mau hidup?
Kenapa kok tuhan, Kanjeng Nabi tidak dilibatkan sama sekali cak?atau paling tidak mereka punya dasar cara berpikir yang memilih soal kebaikan nilai"
"owalah Noor, kamu kok kasep! Dari dulu aku sudah mengeluhkan soal itu. Semakin aku mengeluh begitu semakin aku dianggap orang aneh"
Kaspolan lalu menambahkan
"Noor, Noor! Kok pake mengeluh segala, sebelum kamu mengeluh, mereka itu sudah anggap kamu itu orang aneh. Haha ha"
tawa kaspolan meledak di tengah kesunyian. Kesunyian dua hati insan yang ditolak oleh cara pandang kekikinian akan kehidupan.
Padahal dua orang itu, bergerak keluar labirin. Sedang mereka semua, yang mencampakkan mereka, malah bergerak ke tengah dan makin ke tengah labirin.
-Wallahualambisshowab-
0 komentar: