Rasa-rasanya kok kurang bisa diterima akal sehat.  Apabila ada satu, segelintir, sekumpulan pihak yang merasa lebih tinggi derajatnya. Lebih...

Kabah

Rasa-rasanya kok kurang bisa diterima akal sehat.  Apabila ada satu, segelintir, sekumpulan pihak yang merasa lebih tinggi derajatnya. Lebih pintar, lebih merasa ngerti, lebih berhak mewakili, lebih menguasai, lebih sah menggurui kepada sekian banyak rakyat (yang jauh lebih cerdas) di bawahnya.

Mungkin, karena itu juga, dalam islam rumah Allah adalah kabah. Bentuknya kubus, yang tidak ada filosofi hierarki sama sekali. Baik bawah maupun atas semua nya sama. Tidak ada satu sudut yang lebih tinggi dari yang lain.

Pun Prof Mahfudz MD dan Maulana Abdurrahman Wahid setuju. Kalau dalam islam tidak mengenal pola dan konsep bernegara yang jelas dan formal.

Lebih jauh, Kanjeng Nabi pun tidak membuat Piagam Madinah seorang diri. Namun semua rakyat Madinah dikasih kesempatan urun rembuk untuk membuatnya. Kanjeng Nabi hanya bertugas mengkonsolidasi dalam hal perkara besar selevel bikin konstitusi negara.

Lalu bagaimana dengan nasib kita sekarang? Mungkin Kanjeng Nabi akan tertawa melihat kita. Yang eyel-eyelan, yang gelut, gontok-gontokan, yang saling bertengkar demi merelakan diri untuk diwakili, dipimpin, dikuasai oleh para penipu.

Gresik, 12 Mei 2019

0 komentar: